Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2019

Pantai Menahan Kenang Pulang

Sayup angin terus melintas pada hening yang menyangga Diantara dua tatap mengurung surut yang memikat Pasir membangun tawa dengan ribuan kisah bersembunyi  Percikan air ini candu, ombak yang menggenangi biru menjadi percikan kelabu Mencicipi senja diperbatasan semesta Menunjuk kata dengan hati yang mengoceh lega Pantai kenang.. Kaki yang tidak meluluskan untuk pulang Kenang ini ribut Pantai dipertengahan rindu yang tak akan surut Berpegang tangan dengan hembusan tanpa durasi Kenang yang tertahan Malang, 30 Juli 2019

Segelas Larik untuk Bunda

Kau wanita yang memanjakan bumi pertiwi membiaskan Kau jelita dalam album naluri nyataku Memecahkan balon seteru Kau tiup cinta tanpa paksa.. Kau memuji dekapan,  Menerima untaian keegoisan Senyum yang berkali-kali melukis raut awan tanpa sebab Kau menguji kesabaran hatimu dengan nilai tak secarik kertas Mungkin membalas sujud tangismu  yang tak dapat ku tuangkan dalam-dalam Tulus yang bergejolak  Menyentuh mata, telinga, kaki dalam doa sembilan puluh sembilan Bunda.. Aku menyayangimu dalam kecupan aminku.. Larik ini untuk wanita yang melahirkan dengan buahan tabah Tak terbendung usia sampai pupil tak searah dengan kelopak mata Maaf.. Cinta yang sering mengecewakan dan mendudukkan sebentar tawamu dari anakmu.  Malang, 23 Juli 2019

Semangkok Cendol Merah Jambu

Cendol menyaring luka  Pada santan yang sedikit kental Rasa yang begitu kenyal  Pada tatap gula jawa yang tersipu Cendol menjelma  Menjadi sapuan jemari waktu Imaji tepung beras  Yang tertunduk adonan asmara Cendol memilih doa  Dalam hening dawet yang bercampur rindu Mangkok bambu dan sendok  Berbaris menjadi saksi-saksi bisu Rasa yang semanis senyum  Hadir di depanku Cendol meruji pikirku Cendol ini ungkapan jatuh  Pada nadi yang merasuk warna merah jambu Cinta Lagi lagi cinta penjaga Cendol dawet ini temu balasan tak sengaja Malang, 21 juli 2019

Temu Bermandikan Rindu

Sabun itu,  Beraroma wangi merindu Buihan pikir menjemput bola mata  Yang asing dalam benak kepala sendu Sabun waktu membersihkan lipatan kenangan  Yang mengemis, dulu Hari ini badanku tampak bugar,  Senyumku merekah,  Langkahku tak sengaja temu Mandi ini meredakan retakan palsu Aku suka bilasan bait ini, menyehatkan  Mandi menyapu komposisi kacang  Yang menyabun perubahan kencang Temu ini begitu mempesona  Dengan campuran hati biasa saja Temuku begitu cantik Rinduku hanya kiasan jemu Mandi ini sempurna Malang, 8 Juli 2019

Pagiku Mencintai Pagimu

Sekujur pagiku ditaburi benih-benih cinta berfatwa Kubuka jendela kasihku perlahan,  Sengatan mentari menunggu seratus juta ilusi Bibirku tekun menyebut cerita pagimu Rintikan air pada dedaunan rindu  Cukup menghibur makna rabaan sembuhku Lalu, tanganku memangil pena Untuk bergerak menulis jua Tanganku menoleh ke kanan,  Dengan sedikit rekaan yang bersembunyi Mungkin, coretan itu masih misteri selembar kertas Sudah.. Aku ingin menikmati hembusan pagiku  Dan pagimu yang membebaskan Aku menghela sang surya pagi ini,  Semakin erat bergandengan dengan sabda Fajar menyingsing,  Besok pagi kita lanjut bab curahan pagi Malang, 6 Juli 2019

Fana Bercerita

Dunia berpijak  Pada tanah sengketa bergelombang kedamaian Memanggil semesta  Dengan jemari tak bersenyawa Tubuhku bertopang,  Pikirku melayang-layang,  Jiwaku terkecoh Naluriku terhasut  Secercah kibaran kain hitam putih bayang Tolongku bergerak pada sandal penjelasan Aku jalan berarah,  Lalu menemukan titik ketulusan Rasaku berhenti pada tongkat kasih Aku sendiri,  Anganku memakai pelindung topi Baik saja, doaku mendekap Cinta abadi duduk bersama sore yang hangat Aku suka diksi ini, saat menguap Malang, 4 Juli 2019

Makna Berkeping Debu

Lirih berserakan pada kapsul rindu Sia-sia lebur tak bernyawa mengelokan luka Tegukan itu terasa pahit  Di dinding lidah yang sulit Mulas pada perut yang meremas-remas rasaku Aku bangun menghempaskan selimut yang menjadi kulitku Ocehanku porsi berkarat Hariku tak terlihat Tunggulah angin kelam membalas sikapmu Tubuhku tetap berkompromi dengan rasa malam  Sedikit berseteru kesakitan Dalamku semakin ada Maknaku terlalu dalam Hanya cahayaku yang menyala kuasa Sekali lagi, bibirku berkata merebut tak bermakna Debu itu cukup menyumbat gugurku Aku dalam tak bermakna Malang, 3 Juli 2019