Skip to main content

Makna Berkeping Debu


Lirih berserakan pada kapsul rindu
Sia-sia lebur tak bernyawa
mengelokan luka
Tegukan itu terasa pahit 
Di dinding lidah yang sulit

Mulas pada perut yang meremas-remas rasaku
Aku bangun
menghempaskan selimut yang menjadi kulitku
Ocehanku porsi berkarat
Hariku tak terlihat

Tunggulah angin kelam membalas sikapmu
Tubuhku tetap berkompromi dengan rasa malam 
Sedikit berseteru kesakitan
Dalamku semakin ada
Maknaku terlalu dalam

Hanya cahayaku yang menyala kuasa
Sekali lagi, bibirku berkata merebut tak bermakna
Debu itu cukup menyumbat gugurku
Aku dalam tak bermakna

Malang, 3 Juli 2019

Popular posts from this blog

Sedikit tahu tentang saya

  Nama saya Siti Khoirotun Nisak, bisa dipanggil Ninis atau Khoirotun terserah deh hehe. Aku asli kota Malang, tapi semoga nasibku tidak malangšŸ˜‹ Aku gadis 19 tahun yang sering berteman dengan kata, huruf, kalimat dan rindu. Aku suka menulis baru-baru ini, tepatnya dipenghujung tahun 2018, tapi aku suka puisi dan seni sejak SMA, menurutku, Seni adalah kebebasan kita dalam sesuatu tanpa peduli penilaian orang lain, dari hal-hal kecil yang diindahkan, intinya seni itu menghargai dalam kehidupan. Seni itu kawan, luka itu teman, bahagia itu sajak dan hidup ini adalah kisah :) pertanyaan yang sering terlontar saat aku membuat ig @kuseduhrindu pada tanggal 19 April 2019 1.Kenapa suka nulis, atau suka curhat? 2.Kok bisa tulisannya sastra? 3.Apakah sering luka? Baik aku jawab   Sebenarnya aku buat ig kuseduhrindu itu keisengan kertas dan pulpen yang mager, ehh aku maksudnya wkwk :D. Aku menulis, karena dengan menulis aku bisa meluapkan perasaan yang terjadi padaku, sek...

Takdir Terbungkus dalam Kardus

Berserakan bagaimana dalam bingkisan ego tergeletak tak berdaya Serdadu bayangan yang bergumul satu kenyataan Lalu.. Terikat miliaran pita ocehan  Bodoh? Takut? Iya, jawaban tepat yang pelik Mengapa? Karena bujur sangkar masih memborgolnya dan, Persegi tetap mendongengkan karton coklat yang merangkap Apakah zona hanya mampu mendengar? Entah.. Mungkin, zona tuli dan nyaman tidak dapat menafsirkan pengertian Ini salahku.. Diriku yang fasik dan memelihara jiwa bergantung, apakah bisa bangkit dari rona kardus persegi? Katapun bisu untuk menjawab Anginpun cacat untuk bergerak dan Tangisku buta untuk melihat cahaya terbuka namun, Waktu berkata bisa Semoga doa, usaha, dan tekad mampu membebaskan takdir bayang dalam kardus Lalu setelah bebas, Aku ingin menjemput takdir nyata Aku ingin bertanya pada jati diri Siapakah aku? Mampukah aku? dan Harus bagaimanakah aku? Malang, 6 Agustus 2019

Cerpen Mentari Merangkul Mimpi

  Banyak yang kita lalui dalam hidup, terkadang langkah kitapun diadopsi oleh sebuah masalah. Dilahirkan oleh ancaman. Tenang, Tuhan  selalu mengirimkan malaikatnya dalam bentuk lain, seperti cerpen dibawah ini. Kamu tak perlu menghujat sambat karena pada dasarnya kita adalah argumentasi peran yang berjuang untuk kehidupan. Selamat membaca dan jangan lupa bersyukur hehehe :)                     Mentari Merangkul Mimpi       Pagi ini sangat dingin, tepat pukul 04.00 subuh aku masih telena dengan kasurku. "Tubuhku ingin bercinta dengan malas, padahal sudah waktunya sholat subuh", kataku sambil mematikan alarm yang terus mengoceh. Aku teringat pesan ibuku " siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil", sekejap mataku terbuka melihat tulisan yang aku tempel pada dinding kamarku. Aku bergegas ke kamar mandi dan sholat subuh, setelah itu aku menunggu mentari hadir untuk menghangatkan tubuh dan mimpi-mimpi...