Skip to main content

Sedikit tahu tentang saya


  Nama saya Siti Khoirotun Nisak, bisa dipanggil Ninis atau Khoirotun terserah deh hehe. Aku asli kota Malang, tapi semoga nasibku tidak malang😋
Aku gadis 19 tahun yang sering berteman dengan kata, huruf, kalimat dan rindu. Aku suka menulis baru-baru ini, tepatnya dipenghujung tahun 2018, tapi aku suka puisi dan seni sejak SMA, menurutku,

Seni adalah kebebasan kita dalam sesuatu tanpa peduli penilaian orang lain, dari hal-hal kecil yang diindahkan, intinya seni itu menghargai dalam kehidupan. Seni itu kawan, luka itu teman, bahagia itu sajak dan hidup ini adalah kisah :)


pertanyaan yang sering terlontar saat aku membuat ig @kuseduhrindu pada tanggal 19 April 2019
1.Kenapa suka nulis, atau suka curhat?
2.Kok bisa tulisannya sastra?
3.Apakah sering luka?

Baik aku jawab

  Sebenarnya aku buat ig kuseduhrindu itu keisengan kertas dan pulpen yang mager, ehh aku maksudnya wkwk :D. Aku menulis, karena dengan menulis aku bisa meluapkan perasaan yang terjadi padaku, seketika itu masalah seakan tertelan bumi, lega 🤗
Tapi jujur sebenarnya aku pemalas, aku tidak suka membaca, jadi tulisanku ngalir aja dan banyak salah.  Tapi itu salah ya teman-teman, jangan ditiru. Namun, baru-baru ini aku suka membaca karena perlu dan untuk mengenal kata yang sebelumnya tidak aku kenal, supaya aku jadi kekasihnya kata wkwkw canda😁
jadi kalian harus membaca juga.

  Kalau tulisannya bisa sastra mungkin aku emang anak sastra yang suka lebay kalo berkata, ehh tidak  ✌ mungkin alasannya karena aku suka seni yang maknanya kias, biar orang binggung hehehe. ada quotes dari aku
Boleh saja orang menilai kita itu seenaknya, tapi yang tahu diri kita adalah kita sendiri, dan sebaiknya kita tidak menampakan siapa kita, ngalir aja karena kebanyakan tidak peduli dan hanya sebagai komentator, jadi biasa-biasa saja

Kalau alasan nulis karna sering luka? mungkin jawabannya iya dan tidak. Manusia galau itu wajar ya tapi aku juga tidak galau seterusnya karena semua itu ada masanya.

Kuseduhrindu aku peruntukan untuk orang-orang yang memberiku rindu melalui kisah

Aku menulis hanya untuk kelegaan hati dan aku sendiri bisa menikmati, jika orang lain menikmati juga,  itu bonus buatku ,yang terpenting nulis dengan hati 

Terimakasih sudah membaca sedikit tentang saya 💛
 Ada puisi sedikit dari aku :)



Selembar  Kertas

Mengenalkan makna melalui kata
Untuk bercengkerama dengan asa
Aku adalah panglima, dan huruf pedangnya
yang menindas kelam, menipu suram dengan tinta 
Terimakasih.. 
Menyelamatkan resahku
Mengobati kisahku
Kata
yang kutulis diselembar kertas


Malang, 14 Agustus 2019





Popular posts from this blog

Takdir Terbungkus dalam Kardus

Berserakan bagaimana dalam bingkisan ego tergeletak tak berdaya Serdadu bayangan yang bergumul satu kenyataan Lalu.. Terikat miliaran pita ocehan  Bodoh? Takut? Iya, jawaban tepat yang pelik Mengapa? Karena bujur sangkar masih memborgolnya dan, Persegi tetap mendongengkan karton coklat yang merangkap Apakah zona hanya mampu mendengar? Entah.. Mungkin, zona tuli dan nyaman tidak dapat menafsirkan pengertian Ini salahku.. Diriku yang fasik dan memelihara jiwa bergantung, apakah bisa bangkit dari rona kardus persegi? Katapun bisu untuk menjawab Anginpun cacat untuk bergerak dan Tangisku buta untuk melihat cahaya terbuka namun, Waktu berkata bisa Semoga doa, usaha, dan tekad mampu membebaskan takdir bayang dalam kardus Lalu setelah bebas, Aku ingin menjemput takdir nyata Aku ingin bertanya pada jati diri Siapakah aku? Mampukah aku? dan Harus bagaimanakah aku? Malang, 6 Agustus 2019

Cerpen Mentari Merangkul Mimpi

  Banyak yang kita lalui dalam hidup, terkadang langkah kitapun diadopsi oleh sebuah masalah. Dilahirkan oleh ancaman. Tenang, Tuhan  selalu mengirimkan malaikatnya dalam bentuk lain, seperti cerpen dibawah ini. Kamu tak perlu menghujat sambat karena pada dasarnya kita adalah argumentasi peran yang berjuang untuk kehidupan. Selamat membaca dan jangan lupa bersyukur hehehe :)                     Mentari Merangkul Mimpi       Pagi ini sangat dingin, tepat pukul 04.00 subuh aku masih telena dengan kasurku. "Tubuhku ingin bercinta dengan malas, padahal sudah waktunya sholat subuh", kataku sambil mematikan alarm yang terus mengoceh. Aku teringat pesan ibuku " siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil", sekejap mataku terbuka melihat tulisan yang aku tempel pada dinding kamarku. Aku bergegas ke kamar mandi dan sholat subuh, setelah itu aku menunggu mentari hadir untuk menghangatkan tubuh dan mimpi-mimpi...